Blogger Widgets

Minggu, 15 Desember 2013

Pidato Bahasa Indonesia


Assalamu’alaikum Warahmatullahi wa Barakatuh

            Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, Sang penggenggam jiwa manusia. Semoga rahmat selalu dilimpahkan kepada seluruh hamba-Nya, Amin. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, Sang revolusioner dan cahaya bagi segenap kehidupan di bumi.
            Yang Saya hormati Ibu Liswati selaku guru Bahasa Indonesia, dan yang Saya cintai teman-teman serta sahabat X.3. Baiklah, pada kesempatan ini saya akan membawakan sebuah pidato yang berjudul “ Seks Bebas Cerminan Lunturnya Budaya Malu Remaja Indonesia “.
            Indonesia adalah sebuah negara di dunia yang terkenal dengan budaya ala Timur, terlebih lagi Indonesia dominan dengan warganya yang beragama muslim. Semua agama selalu mengajarkan kepada kebaikan. Mari kita sedikit menelusuri lebih jauh tentang makna sebuah kata, yaitu “malu”. Ada berbagai macam pendapat yang bisa kita temukan. Ada yang mengatakan malu adalah sebuah pelajaran. Seseorang akan menyukai suatu pelajaran ketika ia menyadari bahwa pelajaran itu bermakna, bermanfaat, dan berpengaruh bagi kehidupannya, sehingga ia semakin ingin mempelajarinya. Kemudian dari sisi lain ada pula yang mengatakan bahwa malu adalah suatu perbuatan yang membuat seseorang menjadi berharga dan dihormati. Lalu, bagaimana malu menurut versi Anda sahabat? Ya, itu tergantung bagaimana Anda menempatkannya di kehidupan Anda.
                Namun, seiring dengan berkembangnya zaman yang terjadi secara nyata di Indonesia adalah turunnya moral anak bangsa, lunturnya budaya malu. Bisa kita lihat di sekeliling kita, di sekolah, di jalan-jalan, di televisi, bahkan di tempat-tempat umum lainnya remaja Indonesia sudah tidak malu lagi untuk mempertontonkan kemesraannya dengan pasangan mereka. Kalau dulu kita sering melihat papan dengan tulisan “dilarang membuang sampah sembarangan”, atau “dilarang merokok di area ini”. Sepertirnya kita harus menambah beberapa papan lagi dengan tulisan “dilarang berciuman sembarangan”, atau “dilarang berhubungan badan sebelum menikah”. Mengapa? Karena remaja Indonesia sudah menganggap seks bebas sebagai bagian dari budayanya, tidak ada lagi perasaan malu dan takut untuk melakukannya secara terang-terangan.
            Tahukah Anda? Penderita HIV/AIDS di Indonesia kini mencapai 200.000 jiwa dan Indonesia merupakan negara yang penyebaran HIV/AIDS-nya tercepat di Asia Tenggara. Berdasarkan data yang dihimpun PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia), pada tahun 2006 pelaku seks bebas berada pada kisaran umur 13-18 tahun, 60% di antaranya tidak menggunakan alat kontrasepsi dan melakukannya di rumah sendiri. Tidak malukah kita dengan prestasi tersebut? Atau justru kita harus berbangga diri? Pikirkan itu remaja bangsa!
Seks bebas atau free sex adalah perilaku seksual yang dilakukan oleh seseorang bersama orang lain di luar ikatan pernikahan yang disahkan secara legal oleh badan hukum negara dan/atau badan hukum agama. Berciuman, oral sex, hubungan intim adalah contoh perilaku seksual. Dan perilaku tersebut dikatakan sebagai seks bebas apabila pelakunya berada dalam suasana pranikah. Dan mirisnya lagi, hal tersebutlah yang marak terjadi di kalangan remaja Indonesia. Perlu Anda ketahui, 93,7% pelajar SMP dan SMA pernah berciuman dan melakukan oral seks, 62,7% pelajar SMP sudah tidak perawan, 21,2% pelajar SMU pernah melakukan aborsi, dan 97% pelajar Indonesia pernah menonton film porno.
            Bagaimana pendapat para remaja mengenai seks bebas? Ada yang mengatakan seks bebas itu menyenangkan, puncak dari rasa kecintaan, tidak perlu untuk ditakutkan, bahkan ada yang beranggapan bahwa itu menarik dan perlu dicoba. Sekali lagi Saya tegaskan, remaja yang berpikiran seperti itu tentang seks bebas adalah remaja yang kotorannya berada di atas kepalanya. Apakah Anda dapat menjamin bahwa dengan melakukan hubungan intim sebelum menikah akan membuat Anda bahagia? Apakah Anda yakin setelah Anda memberikan tubuh Anda secara sukarela lantas pacar Anda akan bertanggung jawab? Sekali lagi, Tidak!!!!
            Mengapa kita harus meniru budaya barat yang serba terbuka itu, sementara kita mempunyai budaya yang begitu sopan dan rapi, serta indah untuk dipandang? Apakah yang ingin dicapai oleh remaja saat ini dengan mempertontonkan keindahan tubuhnya? Sebuah kebanggaan? Hasrat untuk dipuji? Atau keinginan menjadi yang tercantik atau tertampan? Tidak berguna segala keindahan yang Tuhan beri kepada Anda jika Anda dengan gampangnya mengobral keindahan tersebut. Semakin Anda memamerkan keindahan tubuh di depan orang yang tidak legal untuk Anda, maka semakin rendah nilai Anda di mata Tuhan, dan keindahan Anda itu menjadi semakin tidak berharga.
            Berikut adalah dampak dari perilaku seks bebas.
Dampak fisik:
1.      Perempuan di bawah 17 tahun beresiko terkena kanker serviks,
2.      Tertular HIV/AIDS yang menyebabkan kemandulan bahkan kematian,
3.     KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) yang menyebabkan timbulnya perbuatan aborsi yang akan mengganggu kesuburan, menyebabkan kanker rahim dan beresiko kematian.
Dampak psikologis:
          Timbulnya perasaan bersalah, marah, sedih, menyesal, malu, stress, benci pada diri sendiri dan pada orang yang terlibat, takut tidak jelas, tidak bisa memaafkan diri sendiri, merasa hampa, berhalusinasi, dan timbul ketakutan luar biasa akan hukuman Tuhan.

Maka dari itu, Saya sebagai salah satu remaja Indonesia sangat mengharapkan remaja lainnya untuk bangkit dan menumbuhkan kembali budaya malu di dalam diri kita. Karena baik buruknya negara Indonesia ini di masa depan tergantung kepada para pemudanya. Menolak berarti harus berani dan tegas mengatakan TIDAK terhadap SEKS BEBAS.
Say NO to FREE SEX!!!
Saya rasa cukup sekian pidato yang dapat Saya sampaikan di hadapan teman-teman semua, semoga ada manfaat dan dapat sama-sama kita pahami maksud dan tujuannya. Apabila terdapat kesalahan baik kata maupun perbuatan, Saya mohon maaf kepada para pendengar. No one is perfect in this world, but everyone can be better if they want to do! Tidak ada satu orang pun yang sempurna di dunia ini, tapi semua orang bisa menjadi lebih baik jika mereka mau melakukannya! J

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wa Barakatuh

Metode Ampuh Meraih Sukses Dalam Belajar

             Menjadi seorang pelajar, tentunya hal terbesar yang diinginkan adalah meraih kesuksesan dalam belajar. Tidak ada seorang pelajar pun yang menginginkan dirinya berakhir seperti pribahasa “tong kosong nyaring bunyinya”, bukan? Ya, benar. Percuma menuntut ilmu bertahun-tahun, di sekolah atau pun universitas yang terkenal kalau tidak ada yang melekat di otak. Uang habis, waktu menjadi sia-sia, dan orang tua pun tidak bangga.
            Meraih kesuksesan dalam belajar itu ibarat memanjat pohon mangga yang penuh dengan serangga. Jika benar-benar ingin mendapatkan buahnya, kita harus memanjat dan merasakan sakitnya gigitan serangga itu. Seperti itu pula halnya dengan  sukses dalam belajar, membutuhkan ambisi dan tindakan. Jika sudah mempunyai tujuan untuk apa kita menjadi seorang pelajar, maka selanjutnya adalah menentukan metode apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan itu. Metode itu bisa seperti hukum-hukum yang kita pelajari dalam bidang studi Sains. Apa saja hukum-hukum untuk meraih kesuksesan dalam belajar?
            Pertama, hukum kelembaman atau akrab kita kenal dengan hukum Newton I. Hukum itu berbunyi, “Sebuah benda yang diam cenderung untuk terus diam. Sebaliknya, sebuah benda yang bergerak cenderung terus bergerak.” Jika ingin sukses dalam belajar, hal pertama yang harus dilakukan adalah jadikan dirimu sebagai pelajar yang aktif. Satu pertanyaan yang kamu lontarkan kepada guru akan menghasilkan satu jawaban, dan satu jawaban akan menambah satu pengetahuanmu. Bayangkan jika kamu memilih untuk bertahan dalam kebingunganmu! Jangankan untuk melompat ke materi berikutnya, cara melangkahkan kaki dari materi sebelumnya pun kamu tidak akan tahu. Benar kata pepatah, “malu bertanya sesat di jalan.”
            Kedua, hukum aksi-reaksi atau hukum Newton III. Hukum ini sering berkaitan dengan pilihan yang kita ambil dan hasil yang kita dapatkan. Setiap pilihan yang diambil akan berpengaruh terhadap takdir hidup yang akan dijalani, dan tentu saja hukum aksi-reaksi pun bermain di dalamnya. Sebuah peribahasa yang sering kita dengar, “siapa yang menanam dia yang memetik,” menjadi sebuah poin inti dalam hukum Newton III ini.
Sebagai contoh, kamu diberi waktu dua minggu oleh guru Bahasa Indonesiamu untuk membuat sebuah puisi bertemakan “kesaktian Pancasila” dan mendeklamasikannya di depan kelas untuk pengambilan nilai praktik semester pertama. Karena dua minggu itu waktu yang cukup lama, kamu selalu menunda untuk membuatnya dan lebih memilih menghabiskan waktu bersama teman-teman untuk sekedar hang-out di pusat perbelanjaan atau bermain play-station. Ketika H-1 kamu pun membuat puisi itu plus dengan menghapalkannya sekaligus. Sudah bisa ditebak hasilnya ketika kamu tampil, puisi yang kamu buat sama galaunya dengan perasaan kamu di depan kelas waktu itu. Bandingkan jika kamu membuat puisi dua minggu sebelumnya, tentu puisi yang tercipta akan memuaskanmu dan penampilanmu akan memuaskan gurumu. Berpikirlah sebelum bertindak, karena penyesalan di akhir tidak akan merubah apa yang telah berlalu!
Hukum yang ketiga adalah Hukum Peluang yang berbunyi, “Kesempatan tidak akan datang dua kali, sekali Anda menyia-nyiakannya maka ia tidak akan pernah kembali menghampiri Anda.” Pernahkah kamu merasa kecewa menolak sebuah tawaran dari gurumu untuk mengerjakan soal Fisika di depan kelas karena kamu merasa tidak percaya diri dan takut salah? Atau karena kamu merasa minder melihat temanmu yang lebih pintar darimu? Jika pernah mengalaminya, maka mulailah untuk keluar dari “zona nyaman” tersebut. Dikatakan zona nyaman karena kamu berpikir lebih baik untuk tidak mengambil kesempatan itu daripada malu ketika jawabanmu salah. Berpikirlah lebih positif! Sugestikan kepada dirimu bahwa kamu bisa, jawabanmu benar, dan kamu dapat melakukan hal yang dilakukan oleh orang-orang yang kamu anggap lebih pintar darimu. Di saat kamu mendapatkan kesempatan untuk mengukur kemampuanmu dalam belajar, ambil itu! Kamu tidak akan tahu bagaimana hasilnya sebelum kamu mencoba dan kamu tidak akan pernah meraih kesuksesan dalam belajar jika kamu takut gagal.
Jadi, inti dari meraih kesuksesan dalam belajar itu terletak pada metode yang kita gunakan dalam proses pembelajaran. Jangan hanya berangan akan sukses jika tidak ada usaha untuk menggapainya.